Rabu, 28 Desember 2011
In:
Autisme
Radiasi Wi-Fi Bikin Anak Jadi Autis
London - Manfaat Wi-Fi (wireless fidelity) memang besar terutama untuk lalu lintas data. Namun bagaimana jika gara-gara Wi-Fi, penyakit autis yang menyerang otak bisa melanda?
Sinyal Wi-Fi disinyalir bisa mempercepat perkembangan penyakit autis pada anak-anak. Demikian diungkapkan dalam sebuah studi yang dibesut oleh lembaga Australasian Journal of Clinical Enviromental Medicine. Studi ini mengungkapkan hubungan antara teknologi wireless dengan autisme. Mereka melakukannya dengan mengadakan berbagai tes terhadap anak-anak autis pada tahun 2005 dan 2006.
"Radiasi elektromagnetis dari Wi-Fi kelihatannya menjebak unsur tertentu dalam otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat," ungkap Dr. George Carlo, salah satu pembesut studi ini seperti dikutip detikINET dari EeTimes, Kamis (29/11/2007).
Sebelumnya, Dr George Carlo juga pernah meneliti bahwa penggunaan ponsel juga berpengaruh terhadap meningkatnya angka anak yang menderita autis. Gejala ini disebutnya mewabah di seluruh dunia. ( fyk / dwn )
Sinyal Wi-Fi disinyalir bisa mempercepat perkembangan penyakit autis pada anak-anak. Demikian diungkapkan dalam sebuah studi yang dibesut oleh lembaga Australasian Journal of Clinical Enviromental Medicine. Studi ini mengungkapkan hubungan antara teknologi wireless dengan autisme. Mereka melakukannya dengan mengadakan berbagai tes terhadap anak-anak autis pada tahun 2005 dan 2006.
"Radiasi elektromagnetis dari Wi-Fi kelihatannya menjebak unsur tertentu dalam otak dan menyebabkan gejala autisme pada anak makin meningkat," ungkap Dr. George Carlo, salah satu pembesut studi ini seperti dikutip detikINET dari EeTimes, Kamis (29/11/2007).
Sebelumnya, Dr George Carlo juga pernah meneliti bahwa penggunaan ponsel juga berpengaruh terhadap meningkatnya angka anak yang menderita autis. Gejala ini disebutnya mewabah di seluruh dunia. ( fyk / dwn )
Tunarungu
Anak Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar dengan baik sebagian atau seluruhnya diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengaran.
Alat Audiometer merupakan alat untuk mengukur derajat kehilangan pendengaran dengan ukuran decibel (dB).
Perilaku yang muncul terhadap peserta didik dengan kelainan tunarungu wicara disekolah secara dominan berkaitan dengan hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi (Gregory, S.Et al, 1998:47-57), ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut:
a. Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran di kelas.
b. Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
c. Keenganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka mendapatkan kesulitan untuk berpartisipasi secara oral dan dimungkinkan karena hambatan pendengarannya.
d. Mempunyai kemampuan akademik yang rendah, khususnya dalam membaca.
(Hallahan & Kauffman, 1991: 232_274; Gearheart & Weishan, 1976:33-45; Kirk & Gallagher, 1989: 300-305).
Alat Audiometer merupakan alat untuk mengukur derajat kehilangan pendengaran dengan ukuran decibel (dB).
Perilaku yang muncul terhadap peserta didik dengan kelainan tunarungu wicara disekolah secara dominan berkaitan dengan hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi (Gregory, S.Et al, 1998:47-57), ciri-ciri umum antara lain sebagai berikut:
a. Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran di kelas.
b. Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.
c. Keenganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka mendapatkan kesulitan untuk berpartisipasi secara oral dan dimungkinkan karena hambatan pendengarannya.
d. Mempunyai kemampuan akademik yang rendah, khususnya dalam membaca.
(Hallahan & Kauffman, 1991: 232_274; Gearheart & Weishan, 1976:33-45; Kirk & Gallagher, 1989: 300-305).
Menggali Potensi Tuna Grahita Melalui Keterampilan
Tunagrahita adalah orang yang mengalami keterbatasan pada fungsi intelektual yang berada dibawah rata-rata dari orang normal, sehingga dalam proses pendidikan lebih menitik beratkan pada latihan dan keterampilan. Pada umumnya pendidikan lebih ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang akademis. Namun, pendidikan semacam itu tidak tepat jika diterapkan untuk tunagrahita. Yayasan Asih Budi (YAB) yang berlokasi di kawasan Duren Sawit Jakarta Timur menyelenggarakan Program Pendidikan Luar Biasa bagi tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program pendidikan pada sekolah umum. SLB C Asih Budi ini mendidik tunagrahita ringan yang memiliki IQ antara 55-70 skala WISC, terdiri dari: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB), Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) dan Unit Latihan Kerja (ULAKA).
Selain mendapatkan materi pelajaran yang sifatnya akademis, siswa mendapatkan latihan keterampilan berupa keterampilan perkayuan dan anyaman rotan, cetak sablon, tata boga dan tata busana. Untuk menghilangkan kejenuhan diadakan kegiatan seni seperti angklung, degung, tari dan kegiatan seni lainnya. SLB C Asih Budi juga menekankan pentingnya olahraga bagi tunagrahita yang dirintis sejak tahun 1989 melalui Lembaga Olahraga khusus tunagrahita yaitu Specil Olymics Indonesia (SOIna), maka setiap hari sabtu siswa wajib mengikuti kegiatan olahraga. Menurut Ny. R.A. Aryanto S. SE (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Asih Budi), dengan berolahraga tunagrahita akan memiliki fisik yang sehat sehingga motoriknya akan baik. Dengan motorik yang baik, maka mereka bisa ikut latihan keterampilan dengan baik. Ini akan melatih anak menjadi disiplin, bugar, percaya diri, memiliki harga diri dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
Menentukan Minat dan Bakat
SLB C Asih Budi memberikan beberapa jenis keterampilan yang bisa dipilih oleh siswa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Untuk menentukan pilihan keterampilan pada anak, menurut Siti Na´ima (Kepala Sekolah), biasanya sekolah memberikan formulir kepada orang tua murid untuk diisi jenis keterampilan apa yang akan dipilih oleh anak. Selanjutnya dikonsultasikan pada guru keterampilan yang bersangkutan apakah anak tersebut berbakat atau tidak pada bidang tersebut.
Sejak SLTP, sudah mulai ada penjurusan, anak bisa mengikuti seluruh pendidikan keterampilan yang ada. Maka ketika anak duduk di SM, anak sudah harus menentukan program pilihan mana yang paling disukai. Untuk memperdalam kemampuan anak, maka anak bisa diikutkan dalam pendidikan non formal yaitu Unit Latihan Kerja (ULAKA) selama dua tahun dan selanjutnya mereka akan diproduktifkan dalam workshop ( Bengkel kerja ) yang merupakan lapangan kerja terlindung di bawah YAB atau kalau mungkin disalurkan ke masyarakat luas.
Masalah yang sering dihadapi oleh tenaga kerja tunagrahita bila disalurkan ke luar, "Mereka tidak tahan banting," bosan dengan lingkungan kerja, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang di lingkungannya, kata Ulfah Nuroni (Koordinator ULAKA). "Kita pernah menyalurkan 12 orang ke percetakan, tapi yang bertahan hanya dua orang," lanjut Ulfah Nuroni. Secara kualitas hasil karya tunagrahita tidak jauh berbada dengan orang normal, hanya secara kuantitatif sangat jauh, karena memang kondisi emosi mereka sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
Hasil Karya Tunagrahita
Hasil karya tunagrahita yang dapat diproduksi dari latihan keterampilan yang diberikan di YAB antara lain : keterampilan perkayuan, dari keterampilan ini mereka membuat berbagai jenis alat peraga pendidikan contohnya permainan puzzle dalam berbagai bentuk. Keterampilan cetak sablon, produk yang dihasilkan antara lain : mencetak kop surat, kartu nama, kartu bayaran sekolah, undangan sederhana, dan lain-lain. Keterampilan tata busana (menjahit ); menjahit bentuk-bentuk pola yang sederhana seperti : sarung bantal, celemek, tas, tempat tissu, penutup dispenser dan penutup kulkas. Keterampilan tata boga (memasak), jenis-jenis makanan yang dibuat adalah yang sederhana dan mudah seperti : bakwan, tahu isi, martabak telur. Setiap hari mereka mengisi kantin dengan makanan buatan mereka sendiri untuk dijual pada saat jam istirahat kepada teman-teman mereka sendiri. Untuk memasarkan hasil karya tunagrahita ini, biasanya mereka YAB membuka bazar pada suatu acara baik di sekolah pada saat pembagian raport atau acara di luar, bekerja sama dengan lembaga atau instansi lain atau untuk memenuhi kebutuhan YAB sendiri seperti : kop surat, kartu bayaran dan kartu nama. Dalam upaya memenuhi target pesanan yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka YAB bekerja sama dengan SLB C lain yang ada di DKI Jakarta.
Dengan pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah, tunagrahita diharapkan dapat menjadi warga masyarakat yang terampil dan mandiri. Walaupun dalam kenyataannya dukungan dan bimbingan serta pengawasan tetap merupakan suatu kebutuhan yang memang tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kehidupan tunagrahita.
Senin, 26 Desember 2011
In:
Hiper Aktif
Kenali Gejala Anak Hiper Aktif / ADHD Sebelum Anak Masuk Sekolah
Jakarta, Gangguan hiperaktif pada anak atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) umumnya baru diketahui ketika anak sudah bersekolah. Tapi ada ciri-ciri ADHD yang muncul sebelum ia masuk sekolah.
ADHD merupakan gangguan perilaku yang paling sering didiagnosis pada anak-anak dan juga remaja, diperkirakan mempengaruhi sekitar 3-7 dari setiap 100 anak usia sekolah. Sekitar 66 persen anak dengan ADHD masih terus menunjukkan gejalanya saat ia menjadi remaja.
Umumnya seseorang yang memiliki ADHD memiliki 3 gangguan serupa meskipun kadang disertai dengan gejala yang berbeda, yaitu tidak perhatian (inattentiveness), hiperaktif (hyperactivity) dan impulsif (impulsiveness).
Membaca sinyal untuk ADHD kadang bisa menjadi sulit karena sebagian besar terlihat seperti anak sehat lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diamati sebagai kemungkinan anak memiliki ADHD, seperti dikutip dari ParentDish, Selasa (23/8/2011) yaitu:
1. Tanda-tanda perilaku hiperaktif dan impulsif
Anak akan terlihat gelisah atau menggeliat terus menerus tanpa melihat lingkungan sekitarnya, ini umumnya dianggap sebagai gejala klasik dari ADHD. Tanda lain yang perlu diperhatikan sebagai gejala ADHD adalah anak tidak bisa duduk dengan tenang untuk beberapa saat atau cenderung bicara secara berlebihan.
2. Tanda anak kurang perhatian
Tanda yang paling jelas terlihat adalah anak sering mengalami kegagalan dalam memperhatikan sesuatu yang detail atau melakukan kesalahan yang sama setiap melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Serta sering memiliki tatapan kosong seperti tidak mendengarkan apa yang orang lain bicarakan dengannya dan mudah lupa.
Jika ada tanda-tanda seperti itu sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya untuk mengevaluasi, karena ADHD yang tidak terdiagnosis dan diobati akan membuat si anak tumbuh menjadi remaja yang mudah terganggu, lalai, kurang komunikatif serta mempengaruhi kehidupan sosialnya.
Serta bertindak lebih impulsif terhadap situasi yang ada tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Kondisi ini akan membuatnya memiliki perilaku yang berisiko dan sulit mengontrol diri.
ADHD merupakan gangguan perilaku yang paling sering didiagnosis pada anak-anak dan juga remaja, diperkirakan mempengaruhi sekitar 3-7 dari setiap 100 anak usia sekolah. Sekitar 66 persen anak dengan ADHD masih terus menunjukkan gejalanya saat ia menjadi remaja.
Umumnya seseorang yang memiliki ADHD memiliki 3 gangguan serupa meskipun kadang disertai dengan gejala yang berbeda, yaitu tidak perhatian (inattentiveness), hiperaktif (hyperactivity) dan impulsif (impulsiveness).
Membaca sinyal untuk ADHD kadang bisa menjadi sulit karena sebagian besar terlihat seperti anak sehat lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diamati sebagai kemungkinan anak memiliki ADHD, seperti dikutip dari ParentDish, Selasa (23/8/2011) yaitu:
1. Tanda-tanda perilaku hiperaktif dan impulsif
Anak akan terlihat gelisah atau menggeliat terus menerus tanpa melihat lingkungan sekitarnya, ini umumnya dianggap sebagai gejala klasik dari ADHD. Tanda lain yang perlu diperhatikan sebagai gejala ADHD adalah anak tidak bisa duduk dengan tenang untuk beberapa saat atau cenderung bicara secara berlebihan.
2. Tanda anak kurang perhatian
Tanda yang paling jelas terlihat adalah anak sering mengalami kegagalan dalam memperhatikan sesuatu yang detail atau melakukan kesalahan yang sama setiap melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Serta sering memiliki tatapan kosong seperti tidak mendengarkan apa yang orang lain bicarakan dengannya dan mudah lupa.
Jika ada tanda-tanda seperti itu sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya untuk mengevaluasi, karena ADHD yang tidak terdiagnosis dan diobati akan membuat si anak tumbuh menjadi remaja yang mudah terganggu, lalai, kurang komunikatif serta mempengaruhi kehidupan sosialnya.
Serta bertindak lebih impulsif terhadap situasi yang ada tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Kondisi ini akan membuatnya memiliki perilaku yang berisiko dan sulit mengontrol diri.
Hati-hati Gejala Down Sindrom pada Anak
Sayangkah kita dengan anak kita? Atau seberapa besar kepedulian kita pada mereka? Adakah diantara anak-anak kita yang menderita Down Sindrom tanpa kita sadari?�..Hati-hati.
Makna Down Sindromsebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi kita. Sering kali makna tsb menjadi bahan diskusi hangat, topik pembicaraan pagi bersama kopi panas, atau sekedar obrolan di warung kopi. Tapi intinya masyarakat kita sudah terbiasa berinteraksi dengan Down Syndrom society n� side others..
Bila kita melongok kedalam kelas di salah satu SLB (Sekolah Luar Biasa) kita akan menjumpai anak-anak yang mengalami down sindrom. Demikian pula jika kita berada pada ruangan praktek terapi akunktur, terapi herbalis modern ataupun klinik tumbuh kembang anak. Anak-anak itu seperti masyarakat pada umumnya jika berada pada komunitas mereka sendiri. Bermain, tertawa riang, bercanda, bersenda gurau dan saling berkomunikasi (dengan bahasa dan gerak tubuh yang �khas� mereka)..
Barangkali kita lebih mengenal kata AUTHYS ketimbang down sindrom, tetapi sebenarnya relatif sama. Hanya jika penderita authys lebih cenderung complex dan spesifik. Ada penderita autis yang relatif lambat perkembangan otak/mental dan pisiknya dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ada juga penderita autis yang justru lebih aktif (hyperactive) dan cenderung ingin lebih ketimbang anak-anak yang lain..
Jika kita berada diantara saudara-saudara kita yang menderita down sindrom, perasaan dan hati kita akan dipermainkan oleh suasana sedih, miris, terkadang kita tertawa namun dilain kesempatan kita akan merenung. sedih melihat betapa ujian dan cobaan Allah telah datang kepada mereka di usia mereka yang masih sangat belia tanpa mereka sendiri merasakan bahwa mereka mengalami kekurangan/kelambatan perkembangan. Betapa mereka butuh perhatian dan keikhlasan kita untuk berbagi, bergaul dan tanpa ada perasaan untuk mengucilkan. Tapi kita akan sedikit tertawa jika melihat aktifitas dan pergerakan mereka yang terkadang lucu dan riang, namun tiba-tiba kita juga akan merenung menerawang keadaan dan masa depan mereka di masa yang berbeda dengan saat ini..
Ibu Aryati, orang tua yang kebetulan anaknya menderita down sindrom, menuturkan bahwa awalnya dia begitu sedih, miris dan berkeinginan untuk tidak menerima kehadiran sang anak, sebelum anak itu dilahirkan. Tetapi setelah berulang kali berfikir kemudian dia justru menyebutkan bahwa �ini semua adalah karunia Allah SWT. Kesempatan ini merupakan momenum untuk berbuat dan mencurahkan perhatian untuk keluarga/anak�. Lalu Bu Aryati mengundurkan diri dari pekerjaannya agar dapat memiliki waktu cukup untuk dekat dengan keluarga/anak-anaknya..
Beliau kemudian mendirikan organisasi bagi para orang tua yang anaknya menderita Down Sindrom, untuk dapat saling berbagi, bercerita dan bertukar pengalaman, dengan nama POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Down Sindrom). Dan merelakan rumahnya dibilangan Ciputat menjadi secretariat organisasi tsb..
Secara Umum, cirri-ciri penderita Down Sindrom, adalah (antara lain) :
1. Ciri Pisik ; Wajah cenderung simetris, mulut agak terbuka dan lidah terlihat lebih tebal
2. Ciri Mental ; Lebih lambat dalam beraktifitas dan menerima respon dari lawan bicara.
Jika ada pembaca, warga kompasiana atau keluarga/kerabat/tetangga yang memiliki anak yang menderita down sindrom, mungkin ada baiknya berinteraksi serta menggabungkan diri dengan POTADS. Dengan bergabung pada orang-orang yang memiliki kesamaan perjuangan, relatif lebih mendapat value added, setidaknya dalam hal mendidik anak, mengupayakan agar sang anak dapat mensejajarkan diri dengan anak-anak lainnya.
.
Salam ukhuwah ^^
Gejala - gejala Autisme
Menurut DSM-IV (diagnostic and Statistical Manual) 1994, dari grup Psikiatri Amerika menetapkan kriteria untuk autisme masa kanak-kanak adalah sebagai berikut:
A. harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3) dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).
(1) gangguan kualitatif dalam interaski sosial yang timbal balik, minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala dibawah ini :
A. harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3) dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).
(1) gangguan kualitatif dalam interaski sosial yang timbal balik, minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala dibawah ini :
a. tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai :
• kontak mata sangat kurang
• ekspresi muka kurang hidup
• gerak-gerik yang kurang tertuju
• ekspresi muka kurang hidup
• gerak-gerik yang kurang tertuju
b. tak bisa bermain dengan teman sebaya
c. tak dapat merasakan apa yang dirasakan oranglain.
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
c. tak dapat merasakan apa yang dirasakan oranglain.
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi, seperti ditunjukan oleh minimal satu dari gejala-gejala dibawah ini:
a. bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (dan tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.
(3) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada 1 dari gejala dibawah ini:
a. mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.
b. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tak ada gunanya.
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulang-ulang.
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
B. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang :b. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tak ada gunanya.
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulang-ulang.
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
a. interaksi sosial,
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang kurang variatif.
b. bicara dan berbahasa,
c. cara bermain yang kurang variatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif masa kanak-kanak
Menurut ICD-10 1993 (International Classification of Diseases) dari WHO (World Health Organization), indikator perilaku autistik pada anak-anak adalah sebagai berikut :
1. Bahasa / komunikasi
• Ekspresi wajah datar
• Tidak menggunakan bahasa / isyarat tubuh.
• Jarang memulai komunikasi
• Tidak meniru aksi atau suara.
• Bicara sedikit atau tidak ada, atau mungkin cukup verbal.
• Mengulangi atau membeo kata-kata, kalimat-kalimat atau nyanyian
• Intonasi / ritme vokal yang naeh
• Tampak tidak mengerti arti kata
• Menegrti dan menggunakan kata secara terbatas / harfiah (literally, letterlyk)
2. Hubungan dengan orang lain• Tidak menggunakan bahasa / isyarat tubuh.
• Jarang memulai komunikasi
• Tidak meniru aksi atau suara.
• Bicara sedikit atau tidak ada, atau mungkin cukup verbal.
• Mengulangi atau membeo kata-kata, kalimat-kalimat atau nyanyian
• Intonasi / ritme vokal yang naeh
• Tampak tidak mengerti arti kata
• Menegrti dan menggunakan kata secara terbatas / harfiah (literally, letterlyk)
• Tak responsive
• Tak ada senyum sosial
• Tidak berkomunikasi dengan mata
• Kontak mata terbatas
• Tampak asyik bila dibiarkan sendiri
• Tidak melakukan permainan giliran
• Menggunakan tangan orang sewasa sebagai alat
• Tak ada senyum sosial
• Tidak berkomunikasi dengan mata
• Kontak mata terbatas
• Tampak asyik bila dibiarkan sendiri
• Tidak melakukan permainan giliran
• Menggunakan tangan orang sewasa sebagai alat
3. hubungan dengan lingkungan
• bermain repetitive (diulang-ulang)
• marah atau tak menghendaki perubahan-perubahan
• berkembangnya rutinitas yang kaku (rigid)
• memperlihatkan ketertarikan yang snagat dan tak fleksibel
• marah atau tak menghendaki perubahan-perubahan
• berkembangnya rutinitas yang kaku (rigid)
• memperlihatkan ketertarikan yang snagat dan tak fleksibel
4. Respon terhadap rangsang indera / sensoris.
• Kadang seperti tuli
• Panik terhadap suara-suara tertentu
• Sangat sensitif terhadap suara.
• Bermain-main dengan cahaya atau pantulan.
• Memainkan jari-jari didepan mata.
• Menarik diri ketika disentuh
• Sangat tidak suka terhadap pakaian dan makanan,dll. Tertentu.
• Tertarik pada pola / tekstur / bau tertentu.
• Sangat inaktif atau hiperaktif.
• Mungkin memutar-mutar, berputar-putar, membentur-bentur kepala, menggigit pergelangan.
• Melompat-lompat atau mengepak-ngepakan tangan.
• Tahan atau berespon aneh terhadap nyeri.
5. kesenjangan perkembangan perilaku• Panik terhadap suara-suara tertentu
• Sangat sensitif terhadap suara.
• Bermain-main dengan cahaya atau pantulan.
• Memainkan jari-jari didepan mata.
• Menarik diri ketika disentuh
• Sangat tidak suka terhadap pakaian dan makanan,dll. Tertentu.
• Tertarik pada pola / tekstur / bau tertentu.
• Sangat inaktif atau hiperaktif.
• Mungkin memutar-mutar, berputar-putar, membentur-bentur kepala, menggigit pergelangan.
• Melompat-lompat atau mengepak-ngepakan tangan.
• Tahan atau berespon aneh terhadap nyeri.
• Kemampuan mungkin sangat baik atau sangat terlambat
• Mempelajari keterampilan di luar urutan normal, misalnya : membaca tetapi tak mengerti arti.
• Menggambar secara rinci, tapi tidak dapat mengancing baju.
• Pintar mengerjakan puzzle, peg, dll tetapi amat sukar mengikuti perintah
• Berjalan pada usia normal tetapi tidak berkomunikasi
• Lancar membeo bicara, tapi sulit berbiara dari diri sendiri (inisiatif komunikasi)
• Suatu waktu dapat melakukan sesuatu, tetapi tidak dilain waktu.
• Mempelajari keterampilan di luar urutan normal, misalnya : membaca tetapi tak mengerti arti.
• Menggambar secara rinci, tapi tidak dapat mengancing baju.
• Pintar mengerjakan puzzle, peg, dll tetapi amat sukar mengikuti perintah
• Berjalan pada usia normal tetapi tidak berkomunikasi
• Lancar membeo bicara, tapi sulit berbiara dari diri sendiri (inisiatif komunikasi)
• Suatu waktu dapat melakukan sesuatu, tetapi tidak dilain waktu.
Sabtu, 24 Desember 2011
In:
puisi Islami
Hadiah dari ALLAH
Rabbi,,
Ketika engkau hadirkan mimpi itu
Q harap semua adalah nyata..
Harum kasturi itu masih terasa
Hingga kini...
Rabbi,,
Siapa pun dia
Jadikanlah penyejuk mata ini..
Kesenanganku dunia dan akhirat
Kumpulkan kami
Dalam taman surgamu
Yang Maha Indah...
Rabbi,,
Ada cinta di hati ini
Pada dirinya..
Yang tak mau pergi
Biarkanlah q jaga cahaya cinta ini
Dalam ketakwaan kepadaMu...
#nadeLfive
Aku dan Hatiku
Keheningan malam menyelimutiku
Selalu dan selalu..
Obati segala pilu yang merejam
Setiap detiknya kugoreskan tinta hatiku
Yang selama berjam – jam dibelakang kurasakan
Ku curahkan segala rasa yang ku punya,,lewat goresan pena...
Terimakasih Tuhan,,
Engkau jadikan malam
Media pendengar yang baik,,
Untuk aku dan hatiku.^^
Yang sering menghantarkanku pada ketenangan
Dan menerbangkan ku ke alam mimpi indahku.. :*
#nadeLfive^^